PENGARUH LAJU PENGADUKAN PADA PROSES HIDROLISIS SELULOSA UNTUK PRODUKSI BIOETANOL DARI KULIT BUAH NAGA MERAH
Categorie(s):
TI, 2021
Author(s):
CHRISTOFFEL SAINT MICHAEL SENDUK, 1501463
Advisor:
Selvia Sarungu, S.T., M.T.
Mohammad Lutfi, S.Si., M.Si.
Mohammad Lutfi, S.Si., M.Si.
ISSN/ISBN:
eISSN/eISBN:
Keyword(s):
Bioetanol, delignifikasi, hidrolisis, fermentasi, destilasi, laju pengadukan, buah naga merah.
DOI:
Abstract :
Dunia industri modern saat ini sangat terpusat pada pencarian energi
alternatif bahan bakar biomassa sebagai sumber energi terbarukan dan
berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan pada konsumsi bahan
bakar fosil yang tidak terbatas dengan ketersediaannya yang semakin menipis
dan ketidakpastian harga minyak dunia yang fluktuatif. Faktor lainnya adalah
untuk mencegah bencana perubahan iklim akibat adanya pemanasan global
yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan
emisi gas karbon dioksida yang telah berdampak negatif terhadap
pencemaran udara dan lingkungan pada bumi.
Bioetanol merupakan salah satu aset sumber energi terbarukan dunia yang
diharapkan dapat menjadi solusi terhadap ketersediaan sumber energi di masa
depan dan juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas karbon
dioksida demi kebaikan dan keberlangsungan hidup bumi. Penelitian ini
bertujuan untuk memproduksi bioetanol dari limbah kulit buah naga merah
menggunakan variabel laju pengadukan pada proses hidrolisis selulosa.
Proses produksi bioetanol dilakukan dengan menggunakan bahan baku
nabati yang mengandung karbohidrat, pati dan selulosa seperti kulit buah
naga merah. Kulit buah naga merah awalnya didelignifikasi dengan
menggunakan senyawa NaOH, kemudian dilakukan proses hidrolisis selulosa
untuk mengkonversi selulosa menjadi glukosa dengan menggunakan variabel
laju pengadukan sebesar 150; 300; 450; dan 600 rpm. Masing-masing
variabel dihidrolisis selama 60 menit dengan menggunakan senyawa asam
HCL 15% (v/v). Kadar glukosa yang dihasilkan kemudian diukur
menggunakan refractometer brix sebelum difermentasikan selama 3 hari
menggunakan saccharomyces cerevisiae dan didestilasi untuk mendapatkan
etanol. Etanol yang dihasilkan diukur kadar nya menggunakan refractometer
alcohol.
Dari hasil penelitian ini didapatkan kadar glukosa tertinggi sebesar 13%
pada kecepatan laju pengadukan 450 rpm dengan kadar etanol yang berhasil
dikonversi adalah sebesar 12% yang juga merupakan kadar etanol tertinggi
yang berhasil didapat pada penelitian ini.
alternatif bahan bakar biomassa sebagai sumber energi terbarukan dan
berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan pada konsumsi bahan
bakar fosil yang tidak terbatas dengan ketersediaannya yang semakin menipis
dan ketidakpastian harga minyak dunia yang fluktuatif. Faktor lainnya adalah
untuk mencegah bencana perubahan iklim akibat adanya pemanasan global
yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan
emisi gas karbon dioksida yang telah berdampak negatif terhadap
pencemaran udara dan lingkungan pada bumi.
Bioetanol merupakan salah satu aset sumber energi terbarukan dunia yang
diharapkan dapat menjadi solusi terhadap ketersediaan sumber energi di masa
depan dan juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas karbon
dioksida demi kebaikan dan keberlangsungan hidup bumi. Penelitian ini
bertujuan untuk memproduksi bioetanol dari limbah kulit buah naga merah
menggunakan variabel laju pengadukan pada proses hidrolisis selulosa.
Proses produksi bioetanol dilakukan dengan menggunakan bahan baku
nabati yang mengandung karbohidrat, pati dan selulosa seperti kulit buah
naga merah. Kulit buah naga merah awalnya didelignifikasi dengan
menggunakan senyawa NaOH, kemudian dilakukan proses hidrolisis selulosa
untuk mengkonversi selulosa menjadi glukosa dengan menggunakan variabel
laju pengadukan sebesar 150; 300; 450; dan 600 rpm. Masing-masing
variabel dihidrolisis selama 60 menit dengan menggunakan senyawa asam
HCL 15% (v/v). Kadar glukosa yang dihasilkan kemudian diukur
menggunakan refractometer brix sebelum difermentasikan selama 3 hari
menggunakan saccharomyces cerevisiae dan didestilasi untuk mendapatkan
etanol. Etanol yang dihasilkan diukur kadar nya menggunakan refractometer
alcohol.
Dari hasil penelitian ini didapatkan kadar glukosa tertinggi sebesar 13%
pada kecepatan laju pengadukan 450 rpm dengan kadar etanol yang berhasil
dikonversi adalah sebesar 12% yang juga merupakan kadar etanol tertinggi
yang berhasil didapat pada penelitian ini.