KARAKTERISASI RESERVOIR SUMUR ARNHEM1 DENGAN ANALISIS ROCK TYPING SUBCEKUNGAN EXMOUTH PLATEAU
Categorie(s):
TG, 2021
Author(s):
DWI ARPIKA, 1501404
Advisor:
Hamriani Ryka, ST., MT
Nijusiho Manik, ST., MT
Nijusiho Manik, ST., MT
ISSN/ISBN:
eISSN/eISBN:
Keyword(s):
Prediksi permeabilitas, rocktype, HFU
DOI:
Abstract :
Prediksi permeabiltias merupakan tantangan tersendiri dalam
mengembangkan lapangan migas. Nilai permeabilitas ini tidak dapat dihitung secara
langsung dari log dan hanya dapat diukur dari analisis laboratorium. Untuk itu
prediksi permeabilitas dilakukan dengan pendekatan lain melalui metode Metode ini
prinsipnya mengklasifikasikan batuan yang memiliki karakteristik porositas dan
permeabilitas yang sama. Dengan menentukan jenis nya untuk mengetahui
karakteristik alirannya dari data core untuk setiap reservoir, kemudian disebarkan
pada seluruh interval sumur maka nilai permeabilitas dapat dihitung
Analisis dimulai dengan menghitung porositas dasar seperti vshale, dan
porositas. Nilai porositas ini kemudian akan digunakan untuk memprediksi
permeabilitas berdasarkan tiap-tiap rocktype. Kemudian data porositas dan
pemeabilitas di analisis kedalam rocktype berdasarkan metode HFU. Masing-masing
rocktype memiliki karakteristik tersendiri yang dapat diamati dari analisis mineralogi.
Kemudian melakukan propagasi untuk menyebarkan nilai rocktype pada interval yang
tidak memiliki core dan kemudian memprediksi permeabilitas.
Berdasarkan analisis petrofisika daerah telitian memiliki vshale rata-rata 0.4
v/v yang tersusun atas dominasi batupasir dan batulempung dan sedikit batugamping.
Analsis ini telah dikonfirmasi oleh data core maupun juga data cutting. Untuk
porositas pada formasi telitian memiliki porositas rata-rata 0.32 v/v. Berdasarkan
rocktype HFU daerah telitian dapat dibagi menjadi 9 rocktype dari rocktype DRT 5, 6,
8, 10, 11, 12, 13, 14 dan DRT 15. Semakin besar rocktype maka semakin baik
kualitas reservoir dan semakin baik pula hubungan porositas permeabilitasnya.
Kualitas reservoir semakin baik disebabkan oleh intergranualar porositas yang tinggi,
rendahnya kompaksi batuan, dan kecilnya sementasi. Selain itu adanya porositas
sekunder akibat dissolusi feldspar. Pada reservoir ini penurunan kualitas reservoir
disebabkan oleh adanya mineral kaoline yang menutup pori, quartz overgrowth yang
berkembang menutupi intergranular porositas walaupun tidak signifikan dan juga
tingkat kandungan lempung yang dapat diamati dari core. Berdasarkan perhitungan
nilai permeabilitas pada daerah telitian umumnya sangat baik dengan permeabilitas
rata rata yaitu 750 md.
mengembangkan lapangan migas. Nilai permeabilitas ini tidak dapat dihitung secara
langsung dari log dan hanya dapat diukur dari analisis laboratorium. Untuk itu
prediksi permeabilitas dilakukan dengan pendekatan lain melalui metode Metode ini
prinsipnya mengklasifikasikan batuan yang memiliki karakteristik porositas dan
permeabilitas yang sama. Dengan menentukan jenis nya untuk mengetahui
karakteristik alirannya dari data core untuk setiap reservoir, kemudian disebarkan
pada seluruh interval sumur maka nilai permeabilitas dapat dihitung
Analisis dimulai dengan menghitung porositas dasar seperti vshale, dan
porositas. Nilai porositas ini kemudian akan digunakan untuk memprediksi
permeabilitas berdasarkan tiap-tiap rocktype. Kemudian data porositas dan
pemeabilitas di analisis kedalam rocktype berdasarkan metode HFU. Masing-masing
rocktype memiliki karakteristik tersendiri yang dapat diamati dari analisis mineralogi.
Kemudian melakukan propagasi untuk menyebarkan nilai rocktype pada interval yang
tidak memiliki core dan kemudian memprediksi permeabilitas.
Berdasarkan analisis petrofisika daerah telitian memiliki vshale rata-rata 0.4
v/v yang tersusun atas dominasi batupasir dan batulempung dan sedikit batugamping.
Analsis ini telah dikonfirmasi oleh data core maupun juga data cutting. Untuk
porositas pada formasi telitian memiliki porositas rata-rata 0.32 v/v. Berdasarkan
rocktype HFU daerah telitian dapat dibagi menjadi 9 rocktype dari rocktype DRT 5, 6,
8, 10, 11, 12, 13, 14 dan DRT 15. Semakin besar rocktype maka semakin baik
kualitas reservoir dan semakin baik pula hubungan porositas permeabilitasnya.
Kualitas reservoir semakin baik disebabkan oleh intergranualar porositas yang tinggi,
rendahnya kompaksi batuan, dan kecilnya sementasi. Selain itu adanya porositas
sekunder akibat dissolusi feldspar. Pada reservoir ini penurunan kualitas reservoir
disebabkan oleh adanya mineral kaoline yang menutup pori, quartz overgrowth yang
berkembang menutupi intergranular porositas walaupun tidak signifikan dan juga
tingkat kandungan lempung yang dapat diamati dari core. Berdasarkan perhitungan
nilai permeabilitas pada daerah telitian umumnya sangat baik dengan permeabilitas
rata rata yaitu 750 md.