ANALISIS ZONA PROSPEK DENGAN RESISTIVITAS RENDAH PADA SUMUR K LAPANGAN D DI CEKUNGAN KUTAI
Categorie(s):
TG, 2021
Author(s):
NIKO TUBAN, 1501454
Advisor:
HAMRIANI RYKA, ST., MT
NIJUSIHO MANIK, ST., MT
NIJUSIHO MANIK, ST., MT
ISSN/ISBN:
eISSN/eISBN:
Keyword(s):
Reservoir, Resistivitas, Cekungan Kutai
DOI:
Abstract :
Penurunan produksi merupakan hal yang tidak dapat dihindari apalagi khususnya pada lapangan
tua. Berbagai cara dilakukan untuk menjaga tingginya produksi dengan menemukan zona-zona
prospek baru. Salah satunya adalah dengan studi petrofisika. Selain itu dalam menemukan zona
prospek baru dilakukan analisis zona resistivitas rendah, yaitu zona yang ditinggalkan karena
memiliki anomali saturasi air yang tinggi akan tetapi mengandung hidrokarbon yang ekonomis.
Maka dari itu studi ini dilakukan untuk melakukan analisis petrofisika dan anomali ressitivitas
rendah untuk menemukan zona prospek baru dan diharapkan adapat meningkatkan laju produksi.
Analisis yang dilakukan diawali dengan menganalisis reservoir daerah telitian dengan menghitung
kandungan Vshale dengan menggunakan log GR. Vshale merupakan nilai impuritis reservoir,
semakin tinggi lempungnya maka reservoir semakin buruk dalam menyimpan hidrokarbon.
Selanjutnya analisis yang dilakukan adalah memisahkan litologi reservoir batupasir dengan
litologi lain seperti batubara dan batugamping yang sama sama memiliki GR rendah, hal ini
dilakukan agar zona reservoir tidak tercampur dengan zona non reservoir. Kemudianmenghitung
porositas berdasarkan log densitas dan neutron untuk mengetahui seberapa banyak
hidrokarbon/fluida yang dapat tersimpan dalam reservoir. Analisis selanjutnya adalah menghitung
saturasi air berdasarkan log resistivitas, dan menentukan zona-zona prospek. Zona-zona prospek
ini kemudian divalidasi berdasarkan data produksi yang telah dilakukan pada beberapa interval,
jika hasil perhitungan lebih pesismistik dibandingkan dengan hasil produksi aslinya maka
reservoir tersebut dapat dikatakan memiliki anomali resistivitas rendah. Selanjutnya zona-zona
tersebut dianalisis untuk mengetahui penyebab resistivitas rendah berdasarakan data mineralogi
sumur sekitar sebagai gambaran untuk menemukan zona yang serupa pada sumur lainnya.
Berdasarkan perhitungan nilai vshale rata-rata pada daerah telitian adalah 0.442 v/v porositasrata
rata adalah 0.125 dan saturasi rata-rata adalah 0.506 v/v dan terdapat 110 zona prospek dengan
ketebalan rata-rata adalah 1.5 ft. Selain itu Terdapat 4 reservoir yang diindikasikan memiliki
resistvitias rendah dengan nilai kurang dari 10 ohm, resistvitias rendah ini diindikasikan
diakibatkan oleh ukuran butir yang halus, tingginya mineral konduktif, bersifat shally sand, dan
tingginya mikroporositas akibat internal maupun superficial.
tua. Berbagai cara dilakukan untuk menjaga tingginya produksi dengan menemukan zona-zona
prospek baru. Salah satunya adalah dengan studi petrofisika. Selain itu dalam menemukan zona
prospek baru dilakukan analisis zona resistivitas rendah, yaitu zona yang ditinggalkan karena
memiliki anomali saturasi air yang tinggi akan tetapi mengandung hidrokarbon yang ekonomis.
Maka dari itu studi ini dilakukan untuk melakukan analisis petrofisika dan anomali ressitivitas
rendah untuk menemukan zona prospek baru dan diharapkan adapat meningkatkan laju produksi.
Analisis yang dilakukan diawali dengan menganalisis reservoir daerah telitian dengan menghitung
kandungan Vshale dengan menggunakan log GR. Vshale merupakan nilai impuritis reservoir,
semakin tinggi lempungnya maka reservoir semakin buruk dalam menyimpan hidrokarbon.
Selanjutnya analisis yang dilakukan adalah memisahkan litologi reservoir batupasir dengan
litologi lain seperti batubara dan batugamping yang sama sama memiliki GR rendah, hal ini
dilakukan agar zona reservoir tidak tercampur dengan zona non reservoir. Kemudianmenghitung
porositas berdasarkan log densitas dan neutron untuk mengetahui seberapa banyak
hidrokarbon/fluida yang dapat tersimpan dalam reservoir. Analisis selanjutnya adalah menghitung
saturasi air berdasarkan log resistivitas, dan menentukan zona-zona prospek. Zona-zona prospek
ini kemudian divalidasi berdasarkan data produksi yang telah dilakukan pada beberapa interval,
jika hasil perhitungan lebih pesismistik dibandingkan dengan hasil produksi aslinya maka
reservoir tersebut dapat dikatakan memiliki anomali resistivitas rendah. Selanjutnya zona-zona
tersebut dianalisis untuk mengetahui penyebab resistivitas rendah berdasarakan data mineralogi
sumur sekitar sebagai gambaran untuk menemukan zona yang serupa pada sumur lainnya.
Berdasarkan perhitungan nilai vshale rata-rata pada daerah telitian adalah 0.442 v/v porositasrata
rata adalah 0.125 dan saturasi rata-rata adalah 0.506 v/v dan terdapat 110 zona prospek dengan
ketebalan rata-rata adalah 1.5 ft. Selain itu Terdapat 4 reservoir yang diindikasikan memiliki
resistvitias rendah dengan nilai kurang dari 10 ohm, resistvitias rendah ini diindikasikan
diakibatkan oleh ukuran butir yang halus, tingginya mineral konduktif, bersifat shally sand, dan
tingginya mikroporositas akibat internal maupun superficial.