Search Repository STTMIGAS Balikpapan

Stimulasi merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk memperbesar
nilai permeabilitas pada formasi agar laju alir produksinya dapat meningkat. Dari
data lapangan yang diberikan oleh perusahaan telah dilakukan proses simulasi
hydrualic fracturing menggunakan software komersial.
Pada permasalahan yang terjadi di sumur LT-28 yaitu terjadi penurunan
produksi yang diakibatkan oleh permeabilitas dari batuan yang mengecil, sehingga
dilakukan proses stimulasi sumur yaitu menggunakan metode hydraulic fracturing
dengan proppant yang berfungsi sebagai material pengganjalnya, sehingga nilai dari
permeabilitas dan proses produksi dapat meningkat.
Dari metode hydraulic fracturing yang menggunakan software komersial
akan dilakukan analisa perbandingan dengan metode KGD dengan cara manual yang
menggunakan tiga jenis volume proppant yang berbeda yaitu 20 klbs, 30 klbs, dan
40 klbs. Dilakukannya perbandingan ini untuk mengetahui metode apa yang lebih
efektif digunakan dalam melakukan perekahan nantinya. Selanjutnya proses analisa
hasil perbandingan yang didapatkan antara software komersial dengan metode KGD,
yaitu untuk fracture conductivity deminsionles (FCD), width, dan estimate oil.
Dimana terjadi peningkatan productivity index (PI) untuk proppant 20 klbs sebesar
1.25, proppant 30 klbs 1.35, dan proppant 40 klbs 1.43, serta laju alir produksi yang
juga meningkat dibuktikan dengan kurva inflow performance relationship (IPR)
yang dimana sebelum dilakukannya hydraulic fracturing yaitu Qomax 316 bopd dan
426 bwpd dan setelah dilakukannya hydraulic fracturing untuk proppant 20 klbs
Qomax 316 bopd dan 430 bwpd, proppant 30 klbs yaitu 341 bopd dan Qwmax 464
bwpd , dan untuk proppant 40 klbs yaitu 362 bopd dan 490 bwpd

Stimulation is a step taken to increase a permeability value in the formation
so that the production flow rate can increase. From field data provided by the
company, a simulation process of hydrualic fracturing has been carried out using
commercial software.
In the problem that occurred in LT-28 well, there was a decrease in
production due to the decreasing permeability of the rock, so that the well
stimulation process was carried out using the hydraulic fracturing method with a
proppant which functions as a propping material, so that the value of permeability
and the production process could increase.
From the hydraulic fracturing method that uses commercial software, a
comparative analysis will be carried out with the KGD method manually using three
different types of proppant volumes, namely 20 klbs, 30 klbs, and 40 klbs. This
comparison is carried out to find out which method is more effective to use in doing
the fracturing later. Furthermore, the analysis process of the comparison results
obtained between commercial software and the KGD method, namely for the
fracture conductivity deminsionles (FCD), width, and oil estimates. Where there was
an increase in the productivity index (PI) for proppant 20 klbs by 1.25, proppant 30
klbs 1.35, and proppant 40 klbs 1.43, and the production flow rate also increased as
evidenced by the inflow performance relationship (IPR) curve which was before the
hydraulic fracturing was carried out in the Qomax 316 bopd and 426 bwpd and after
hydraulic fracturing for proppant 20 klbs Qomax 316 bopd and 430 bwpd, proppant
30 klbs is 341 bopd and Qwmax 464 bwpd, and for proppant 40 klbs which is 362
bopd and 490 bwpd.