ANALISIS HUBUNGAN POROSITAS DAN PERMEABILITAS PADA SUMUR DI LAPANGAN X FORMASI BARROW GROUP CEKUNGAN CARNARVON, AUSTRALIA
Categorie(s):
TP, 2021
Author(s):
Saldi Rofiul In'am, 1501163
Advisor:
Ir. Yudiaryono, MT
Ammiruddin, S.Pd., M.Pd
Ammiruddin, S.Pd., M.Pd
ISSN/ISBN:
eISSN/eISBN:
Keyword(s):
Badhole, Vsh, Electric log
DOI:
Abstract :
Lapangan X merupakan lapangan penghasil gas dengan pemboran sumur
terbaru pada DI yang dibor pada tahun 2015. Informasi mengenai karakteristik
reservoir khususnya permeabilitas masih minim pada daerah ini sedangkan parameter
ini sangat dibutuhkan terutama dalam melakukan simulasi reservoir dan juga prediksi
produksi. Akan tetapi, nilai ini tidak bisa dihitung secara langsung menggunakan log
yang ada, dan hanya bisa dianalisis dalam skala lab. Oleh karena itu untuk mengetahui
nilai permeabilitas pada interval lain dibutuhkan analisis hubungan porositas
permeabilitas, agar nilai permeabilitas dapat disebarkan.
Analisis ini dilakukan pada sumur DI dengan menggunakan data wireline
log yang berupa log GR, resistvitias, neutron dan densitas, serta data routine core
analysis sabanyak 221 sampel dari kedalaman 10692 ft hingga 12008. Tahapan analisis
yang dilakukan adalah melakukan analisis badhole untuk memvalidasi data mentah
yang terpengaruh oleh geometri dari lubang bor, kemudian analisis litologi untuk
memisahkan batupasir dengan litologi lainnya yang memiliki gamma ray rendah,
dilanjutkan dengan menghitung kandungan impuritis lempung pada batu pasir, dan
menghitung porositas menggunakan log densitas neutron dan log sonik dengan
menggunakan persamaan bateman-konen. Analisis permeabilitas dilakukan dengan
melakukan pendekatan terhadap nilai porositas. Pada umumnya porositas memiliki
hubungan garis lurus terhadap permeabilitas, akan tetapi hubungan ini akan berbeda
ketika lempung mengisi menambah mikroporositas dan menurunkan permeabilitas.
Sehingga permeabilitas akan ditentukan berdasarkan nilai porositas terhadap
kandungan lempung.
Berdasarkan analisis, litologi pada daerah penelitian tersusun atas litologi
gamping dan napal pada interval formasi bagian atas, dan litologi batubara pada
interval formasi bagian bawah, dan hasil perhitungan menunjukkan nilai rata-rata VSH
0.5, porositas 0.17 dan permeabilitas 5029 md. Pada daerah telitian memiliki hubungan
porositas dan permeabilitas yang berbanding lurus pada VSH dibawah 75% dengan
nilai koefisien korelasi adalah 0.8 dan ketika VSH lebih dari 75% memiliki koefisien
korelasi 0.57 sehingga dapat disimpulkan permeabilitas memiliki hubungan garis lurus
dengan porositas ketika kandungan lempung rendah
terbaru pada DI yang dibor pada tahun 2015. Informasi mengenai karakteristik
reservoir khususnya permeabilitas masih minim pada daerah ini sedangkan parameter
ini sangat dibutuhkan terutama dalam melakukan simulasi reservoir dan juga prediksi
produksi. Akan tetapi, nilai ini tidak bisa dihitung secara langsung menggunakan log
yang ada, dan hanya bisa dianalisis dalam skala lab. Oleh karena itu untuk mengetahui
nilai permeabilitas pada interval lain dibutuhkan analisis hubungan porositas
permeabilitas, agar nilai permeabilitas dapat disebarkan.
Analisis ini dilakukan pada sumur DI dengan menggunakan data wireline
log yang berupa log GR, resistvitias, neutron dan densitas, serta data routine core
analysis sabanyak 221 sampel dari kedalaman 10692 ft hingga 12008. Tahapan analisis
yang dilakukan adalah melakukan analisis badhole untuk memvalidasi data mentah
yang terpengaruh oleh geometri dari lubang bor, kemudian analisis litologi untuk
memisahkan batupasir dengan litologi lainnya yang memiliki gamma ray rendah,
dilanjutkan dengan menghitung kandungan impuritis lempung pada batu pasir, dan
menghitung porositas menggunakan log densitas neutron dan log sonik dengan
menggunakan persamaan bateman-konen. Analisis permeabilitas dilakukan dengan
melakukan pendekatan terhadap nilai porositas. Pada umumnya porositas memiliki
hubungan garis lurus terhadap permeabilitas, akan tetapi hubungan ini akan berbeda
ketika lempung mengisi menambah mikroporositas dan menurunkan permeabilitas.
Sehingga permeabilitas akan ditentukan berdasarkan nilai porositas terhadap
kandungan lempung.
Berdasarkan analisis, litologi pada daerah penelitian tersusun atas litologi
gamping dan napal pada interval formasi bagian atas, dan litologi batubara pada
interval formasi bagian bawah, dan hasil perhitungan menunjukkan nilai rata-rata VSH
0.5, porositas 0.17 dan permeabilitas 5029 md. Pada daerah telitian memiliki hubungan
porositas dan permeabilitas yang berbanding lurus pada VSH dibawah 75% dengan
nilai koefisien korelasi adalah 0.8 dan ketika VSH lebih dari 75% memiliki koefisien
korelasi 0.57 sehingga dapat disimpulkan permeabilitas memiliki hubungan garis lurus
dengan porositas ketika kandungan lempung rendah