ANALISIS ROCK TYPING MENGGUNAKAN METODE WINLAND IMPLIKASINYA DALAM KARAKTERISASI BATUAN DAN PREDIKSI PERMEABILITAS LAPANGAN CLIFF CEKUNGAN PERTH AUSTRALIA
Categorie(s):
TP, 2021
Author(s):
ASWAL TENGKO, 1401345
Advisor:
Rohima Sera Afifah, S.T., M.T.
Karmila, S.T., M.T.
Karmila, S.T., M.T.
ISSN/ISBN:
eISSN/eISBN:
Keyword(s):
ANALISIS ROCK TYPING, METODE WINLAND IMPLIKASI, KARAKTERISASI BATUAN DAN PREDIKSI PERMEABILITAS
DOI:
Abstract :
Permeabilitas merupakan nilai yang penting diketahui untuk keperluan prediksi produksi
hidrokarbon dibawah permukaan. Akan tetapi nilai ini tidak bisa dihitung secara langsung melalui
log, melainkan melalui analisis sampel core. Permasalahannya adalah sampel core yang terbatas,
sehingga nilai permeabilitas tidak diketahui untuk seluruh batuan disepanjang sumur. Untuk itu
untuk memprediksi nilai permeabilitas di hubungkan dengan nilai porositas. Asumsi yang
digunakan adalah ketika porositas semakin baik maka permeabilitas semakin baik. Akan tetapi
hubungan porositas-permeabilitas ini akan berbeda-beda setiap karakteristik batuan tergantung
dari kandungan lempung, geomteri pori dan juga mineralogi. Maka dari itu penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode rocktype windland yang kemudian akan di klasifikasikan setiap
rocktype berdasarkan karakteristik porositas-permeabilitas dan juga karakteristik dair batuannya.
Analisis pertama yang dilakukan adalah badhole untuk memvalidasi data log yang ada,
kemudian menghitung vshale berdasarkan log GR dan porositas berdasarkan log densitas dan
neutron. Klasifikasi hubungan porositas permeabilitas dilakukan berdasarkan data core. Nilai
hubungan ini kemudian dipropagasi berdasarkan karakteristik dari setiap nilai log dan kemudian
disebarkan untuk setiap interval lain. Ketika setiap rocktype telah disebarkan maka permeabilitas
dapat dihitung berdasarkan nilai hubungan porositas-permeabilitas pada masing-masing rocktype
Berdasarkan analisis, batuan dapat dibagi menjadi 5 rocktype dari yang terbaik hingga terburuk
properti reservorinya adalah Mega-porous, Mikro-Porous, Meso-porous, Mikro-porous dan Nanoporous. Pada rocktype Mega-porous memiliki porositas dan permeabilitas yang paling besar
sehingga memiliki properti reservoir yang baik, hal ini dikarenakan kandungan lempung yang
rendah dan diagenesisi kuarsa yang kecil, Semakin buruk rocktype hingga Nano-porous kandugan
lempung semakin tinggi, sehingga mineral kaolinit mengisi pori dan semakin besar diagensisi
quartz overgrowth sehingga mikroporositas semakin besar
hidrokarbon dibawah permukaan. Akan tetapi nilai ini tidak bisa dihitung secara langsung melalui
log, melainkan melalui analisis sampel core. Permasalahannya adalah sampel core yang terbatas,
sehingga nilai permeabilitas tidak diketahui untuk seluruh batuan disepanjang sumur. Untuk itu
untuk memprediksi nilai permeabilitas di hubungkan dengan nilai porositas. Asumsi yang
digunakan adalah ketika porositas semakin baik maka permeabilitas semakin baik. Akan tetapi
hubungan porositas-permeabilitas ini akan berbeda-beda setiap karakteristik batuan tergantung
dari kandungan lempung, geomteri pori dan juga mineralogi. Maka dari itu penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode rocktype windland yang kemudian akan di klasifikasikan setiap
rocktype berdasarkan karakteristik porositas-permeabilitas dan juga karakteristik dair batuannya.
Analisis pertama yang dilakukan adalah badhole untuk memvalidasi data log yang ada,
kemudian menghitung vshale berdasarkan log GR dan porositas berdasarkan log densitas dan
neutron. Klasifikasi hubungan porositas permeabilitas dilakukan berdasarkan data core. Nilai
hubungan ini kemudian dipropagasi berdasarkan karakteristik dari setiap nilai log dan kemudian
disebarkan untuk setiap interval lain. Ketika setiap rocktype telah disebarkan maka permeabilitas
dapat dihitung berdasarkan nilai hubungan porositas-permeabilitas pada masing-masing rocktype
Berdasarkan analisis, batuan dapat dibagi menjadi 5 rocktype dari yang terbaik hingga terburuk
properti reservorinya adalah Mega-porous, Mikro-Porous, Meso-porous, Mikro-porous dan Nanoporous. Pada rocktype Mega-porous memiliki porositas dan permeabilitas yang paling besar
sehingga memiliki properti reservoir yang baik, hal ini dikarenakan kandungan lempung yang
rendah dan diagenesisi kuarsa yang kecil, Semakin buruk rocktype hingga Nano-porous kandugan
lempung semakin tinggi, sehingga mineral kaolinit mengisi pori dan semakin besar diagensisi
quartz overgrowth sehingga mikroporositas semakin besar