PENGARUH WAKTU HIDROLISA DENGAN KATALIS ASAM KLORIDA TERHADAP PEMBUATAN BIOETANOL DARI FERMENTASI KULIT BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

Categorie(s):
   TI, 2021
Author(s):
   LALU RIZKA PRATAMA YUDA, 1501392
Advisor:
Selvia Sarungu, ST., MT
Mohammad Lutfi, S.Si., M.Si
ISSN/ISBN:

eISSN/eISBN:

Keyword(s):
Bioetanol, delignifikasi, hidrolisis, fermentasi, kulit buah naga merah.
DOI:
Abstract :
Energi merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan
manusia, yang terus meningkat sejalan dengan tingkat kehidupannya.
Pemanfaatan minyak bumi di perkirakan akan habis dalam waktu yang tidak lama
lagi karna konsumsi kendaraan dan industry trus meningkat. Berdasarkan kondisi
saat ini maka untuk memenuhi kebutuhan dimasa mendatang, impor energy bahan
bakar minyak diperkirakan akan terus meningkat.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil khususnya bahan
bakar minyak (BBM) maka diperlukannya upaya peningkatan pemanfaatan energi
lain seperti biofuel, khususnya bioethanol. Kulit buah naga merah dapat
digunakan sebagai sumber energi (bioetanol) karena mengandung karbohidrat,
yaitu selulosa. Proses pembuatan bioethanol dilakukan dengan tiga tahap yaitu
delignifikasi, hidrolisa, dan juga fermentasi. Awalnya bubuk kulit buah naga di
delignifikasi, hasil dari delignifikasi berupa selulosa. Selulosa yang dihasilkan
dikonversi menjadi glukosa dengan proses hidrolisis menggunakan asam klorida
(HCl) dan dilanjutkan produksi bioethanol melalui fermentasi menggunakan
saccharomyces cereviciae. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu
variasi waktu pada proses hidrolisis (45; 55; 65; 75 menit).
Dan dari penelitian ini kadar bioetanol maksimum didapatkan sebesar 13%
dari waktu fermentasi 96 jam dan dari waktu hidrolisis 75 menit. Semakin tinggi
kadar glukosa maka semakin tinggi pula kadar etanol yang di hasilkan. Penelitian
inidilakukan dengan tujuan untuk memperoleh sumber energi alternatif, sehingga
dapat mengatasi adanya kelangkaan energi.