ANALISA LOSSES GLYCOL PADA PROSES DEHYDRATION GAS DI PERTAMINA HULU SANGASANGA FIELD NILAM
Categorie(s):
TP, 2021
Author(s):
FATHUR RACHMAN, 1501040
Advisor:
Andi Jumardi,ST.,MT
Karmila,ST.,MT
Karmila,ST.,MT
ISSN/ISBN:
eISSN/eISBN:
Keyword(s):
Dehidrasi, Absorbsi, Absorben, Laju Sirkulasi Glycol
DOI:
Abstract :
Menggunakan system reparasi untuk memisahkan fluida dan gas, salah
satunya dengan menggunakan Dehydration Unit (DHU) berupa contactor,
flashtank, filtercarbon ,filterparticular, heatexchanger, stillcolumn, reboiler,
dan accumulator.
Sistem DHU menggunakan chemical TEG (triethylene
glycol)mengakibatkan banyaknya penggunaan chemical tersebut. Hal ini
dikarenakan tidak sesuainya inlet wet gas (gas basah ) dengan laju air glycol di
contactor. Pada Bulan Oktober tahun 2019 laju air glycol mencapai 4 GPM,
Berdasarkan rumus untuk laju sirkulasi glycol yang diperlukan berkisar 2,32
GPM.
Hal ini menyebabkan sering terjadinya losses pada saat pengontakan di
contactor. Pengguna glycol perharinyamencaoai 12,3 gallon, sedangkan
standard losses yaitu hanya mencapai 0,3 gallon. Dari hasil terdebut diketahui
perbedaan laju air glycol di lapangan dengan hasil perhitungan terdapat
kesalahan dalam laju alir (rate pompa). Di lapangan yang mengakibatkan
terjadinya losses.
satunya dengan menggunakan Dehydration Unit (DHU) berupa contactor,
flashtank, filtercarbon ,filterparticular, heatexchanger, stillcolumn, reboiler,
dan accumulator.
Sistem DHU menggunakan chemical TEG (triethylene
glycol)mengakibatkan banyaknya penggunaan chemical tersebut. Hal ini
dikarenakan tidak sesuainya inlet wet gas (gas basah ) dengan laju air glycol di
contactor. Pada Bulan Oktober tahun 2019 laju air glycol mencapai 4 GPM,
Berdasarkan rumus untuk laju sirkulasi glycol yang diperlukan berkisar 2,32
GPM.
Hal ini menyebabkan sering terjadinya losses pada saat pengontakan di
contactor. Pengguna glycol perharinyamencaoai 12,3 gallon, sedangkan
standard losses yaitu hanya mencapai 0,3 gallon. Dari hasil terdebut diketahui
perbedaan laju air glycol di lapangan dengan hasil perhitungan terdapat
kesalahan dalam laju alir (rate pompa). Di lapangan yang mengakibatkan
terjadinya losses.