Search Repository STTMIGAS Balikpapan

Sumur pada dasarnya lama kelamaan akan mengalami penurunan tekanan
reservoir yang berpengaruh pada sumur WY sehingga kemampuan sumur
produksi untuk mengangkat fluida ke permukaan akan berkurang atau berhenti
sama sekali aliran produksinya,
Permasalahan pada sumur yang masih natural flow atau sembur alam seperti
sumur WY ini disebabkan karena terbentuknya wax atau parafin yang mengendap
menyebabkan laju alir produksinya menurun dengan cepat pada tahun 2010
sampai dengan tahun 2011 sehingga untuk mengembalikan laju alir produksi yang
optimal maka dibutuhkan adalah tenaga tambahan yaitu tenaga pengangkatan
buatan atau artificial lift.
Metode vogel digunakan untuk membuat kurva Inflow Performance
Relationship disebabkan sumur WY memiliki aliran dua fasa dan metode vogel
dapat meramalkan suatu sumur apabila sumur tersebut memilki water cut dibawah
75%. Metode screnning yang didapat, sumur WY menggunakan metode
artificial lift electrical submersible pump dengan kalkulasi perhitungan
menggunakan software produksi karena dalam pengerjaannya ada beberapa data
yang tidak dapat dihitung secara manual. Hasil perhitungan dapat disimpulkan
bahwa sumur WY memiliki laju alir maksimum sebesar 2309.4 STB/day dan
2.37 nilai Productivity Index. Design setting parameter electrical submersible
pump yang didapatkan dengan mengunakan jenis pompa REDA GN2100 5.13
inch (1650-2700 RB/day), motor Reda 456_90-0_Int 15 HP 434V 21.5A, dengan
Aluminium 0.33(volt/1000 ft) 95 amps. Max untuk jenis kabelnya, pump intake
rate sebesar 2301.95 Rb/day, Number of stages 25, motor speed sebesar 3521.98
rpm dengan menambahkan sensitivity operating frequency pada pompa electrical
submersible pump sebesar 60 hz dengan laju alir produksi sebesar 543.6 bfpd
sampai dengan yang paling besar laju alir produksinya hz sebesar 1153.8 bfpd
pada sensitivitas operating frekuensi 90 hz

Wells basically will experience a decrease in reservoir pressure over time
which affects the "WY" well so that the production well's ability to lift fluid to the
surface will decrease or stop the production flow altogether.
The problem with wells that are still in natural flow or natural spray like the
WY well is due to the formation of wax or paraffin that settles causing the
production flow rate to decrease rapidly from 2010 to 2011 so that to restore the
optimal production flow rate, additional energy is needed, namely artificial lift or
artificial lift.
The Vogel method is used to create an Inflow Performance Relationship
curve because the "WY" well has two-phase flow and where the Vogel method
can predict a well if the well has a water cut below 75%. From the screening
method obtained, the "WY" well uses the artificial lift electrical submersible
pump method with calculations using the produuction software because in the
process there are some data that cannot be calculated manually. From the
calculation results, it can be concluded that the WY well has a maximum flow
rate of 2309.4 STB/day and 2.37 PI value. The design parameter setting for the
electrical submersible pump is obtained by using a 5.13 inch REDA GN2100
pump (1650-2700 RB/day), a Reda 456_90-0_Int 15 HP 434V 21.5A motor,
with Aluminum 0.33(volt/1000 ft) 95 amps. Max for the type of cable, pump
intake rate of 2301.95 Rb/day, Number of stages 25, motor speed of 3521.98 rpm
by adding a sensitivity operating frequency on the electrical submersible pump of
60 with a production flow rate of 543.6 bfpd up to the highest operating frequency
sensitivity of 90 hz of 1153.8 bfpd.