UJI KARAKTERISTIK DAN ANALISA KEEKONOMIAN MINYAK GORENG BEKAS MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN PELARUT METANOL DAN KATALIS KOH DENGAN METODE TRANSESTERIFIKASI
Categorie(s):
TPM, 2021
Author(s):
ARHAM ARDIANSYAH, 1803004
Advisor:
Eka Megawati, S.Pd.Si., M.Pd
Debora Ariyani, S.Si., M.Si
Debora Ariyani, S.Si., M.Si
ISSN/ISBN:
eISSN/eISBN:
Keyword(s):
: Biodiesel, Minyak Goreng Bekas, Transesterifikasi
DOI:
Abstract :
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif pengganti solar yang berasal dari bahan
nabati seperti minyak goreng bekas. Minyak goreng bekas adalah limbah dari sisa
penggorengan, biasanya dibuang karena sudah digunakan lebih dari satu kali.
Penelitian ini menguji sampel 1 (KOH 1.5 gram), sampel 2 (KOH 2 gram), dan
sampel 3 (KOH 2.5 gram) bertujuan untuk menguji karakteristik dan menganalisa
keekonomian minyak goreng bekas menjadi biodiesel dengan metode
transesterifikasi. Transesterifikasi merupakan reaksi antara trigliserida yang
terkandung dalam minyak nabati atau lemak hewan dengan alkohol untuk
membentuk alkil ester. Pengujian karakteristik meliputi % FFA, angka asam,
gliserol, kandungan air, massa jenis, pH, rendemen, warna, serta GC-MS.
Berdasarkan hasil karakterisasi biodiesel yang dibandingkan dengan SNI 7182-2015
maka yang paling baik adalah sampel 1 (KOH 1.5 gram). Untuk angka asam, kadar
air, massa jenis telah memenuhi SNI, sedangkan untuk gliserol belum memenuhi SNI.
Hasil analisa keekonomian menunjukkan bahwa pembuatan biodiesel skala industri
kecil layak diproduksi dengan nilai keuntungan mencapai Rp.1.706.000/bulan
nabati seperti minyak goreng bekas. Minyak goreng bekas adalah limbah dari sisa
penggorengan, biasanya dibuang karena sudah digunakan lebih dari satu kali.
Penelitian ini menguji sampel 1 (KOH 1.5 gram), sampel 2 (KOH 2 gram), dan
sampel 3 (KOH 2.5 gram) bertujuan untuk menguji karakteristik dan menganalisa
keekonomian minyak goreng bekas menjadi biodiesel dengan metode
transesterifikasi. Transesterifikasi merupakan reaksi antara trigliserida yang
terkandung dalam minyak nabati atau lemak hewan dengan alkohol untuk
membentuk alkil ester. Pengujian karakteristik meliputi % FFA, angka asam,
gliserol, kandungan air, massa jenis, pH, rendemen, warna, serta GC-MS.
Berdasarkan hasil karakterisasi biodiesel yang dibandingkan dengan SNI 7182-2015
maka yang paling baik adalah sampel 1 (KOH 1.5 gram). Untuk angka asam, kadar
air, massa jenis telah memenuhi SNI, sedangkan untuk gliserol belum memenuhi SNI.
Hasil analisa keekonomian menunjukkan bahwa pembuatan biodiesel skala industri
kecil layak diproduksi dengan nilai keuntungan mencapai Rp.1.706.000/bulan