OBSERVASI PELAKSANAAN PEKERJAAN SWABBING DISUMUR SBJ-325 LAPANGAN X KALIMANTAN TIMUR
Categorie(s):
TBOR, 2015
Author(s):
RIMBA PRAYOGA, 1202116
Advisor:
HAMSIR, S.Pd., MT, RANJIV MAULANA Dipl.-Ing
ISSN/ISBN:
eISSN/eISBN:
Keyword(s):
OBSERVASI, SUMUR TUA, SWAB
DOI:
Abstract :
Akibat terhadap ketergantungan konsumsi bahan bakar dan dibarengi
dengan menurunkan harga minyak dan juga produksi, muncul perhatian khusus
terhadap sumur-sumur tua, ini bisa dikatakan suatu terobosan disaat produksi
menurun. Dengan pemikiran dan juga teknologi yang baru diharapkan sumursumur
tua tersebut dapat dioperasikan kembali untuk membantu peningkatan
jumlah produksi.
Sumur-sumur tua yang ingin diproduksikan kembali setelah service atau di
work over (perforasi) Kebanyakan harus di swab agar dapat flowing, swab
merupakan metode yang bertujuan untuk membantu sumur tersebut agar dapat
flowing, dan juga penentuan fluid level saat swab saat berperan penting untuk
setting pompa saat sumur siap dioperasikan kembali. Menentukan fluid level
biasanya digunakan perhitungan {[hasil swab:volume tubing] depth} dan untuk
menentukan watercut menggunakan perhitungan secara kasar yakni dengan
memasukkan hasil swab kedalaman sebuah botol yang kemudian akan di diamkan
sebentar kemudian dengan kasat mata dapat dilihat perbedaan antara air dan juga
minyaknya, metode perhitungan tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Swab
dilakukan bertahap disetiap kedalaman, hasil dari setiap kali swab kemudian
diambil sample dari bak penampungan guna untuk menghitung watercut dan juga
fluid levelnya.
Hasil dari pekerjaan swab dikatakan berhasil jika suatu sumur dapat
mengalirkan fluida secara konstan atau terus menerus dan menghasilkan watercut
yang rendah serta fluid level yang cukup tinggi. Untuk sumur tua angka 10-15
Bopd (barrel oil per day) merupakan angka yang dapat dikatakan cukup baik
mengingat kondisi dari sumur tersebut adalah sumur lama
dengan menurunkan harga minyak dan juga produksi, muncul perhatian khusus
terhadap sumur-sumur tua, ini bisa dikatakan suatu terobosan disaat produksi
menurun. Dengan pemikiran dan juga teknologi yang baru diharapkan sumursumur
tua tersebut dapat dioperasikan kembali untuk membantu peningkatan
jumlah produksi.
Sumur-sumur tua yang ingin diproduksikan kembali setelah service atau di
work over (perforasi) Kebanyakan harus di swab agar dapat flowing, swab
merupakan metode yang bertujuan untuk membantu sumur tersebut agar dapat
flowing, dan juga penentuan fluid level saat swab saat berperan penting untuk
setting pompa saat sumur siap dioperasikan kembali. Menentukan fluid level
biasanya digunakan perhitungan {[hasil swab:volume tubing] depth} dan untuk
menentukan watercut menggunakan perhitungan secara kasar yakni dengan
memasukkan hasil swab kedalaman sebuah botol yang kemudian akan di diamkan
sebentar kemudian dengan kasat mata dapat dilihat perbedaan antara air dan juga
minyaknya, metode perhitungan tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Swab
dilakukan bertahap disetiap kedalaman, hasil dari setiap kali swab kemudian
diambil sample dari bak penampungan guna untuk menghitung watercut dan juga
fluid levelnya.
Hasil dari pekerjaan swab dikatakan berhasil jika suatu sumur dapat
mengalirkan fluida secara konstan atau terus menerus dan menghasilkan watercut
yang rendah serta fluid level yang cukup tinggi. Untuk sumur tua angka 10-15
Bopd (barrel oil per day) merupakan angka yang dapat dikatakan cukup baik
mengingat kondisi dari sumur tersebut adalah sumur lama