Optimalisasi Produksi Minyak Menggunakan Sucker Rod Pump Di PT. PERTAMINA EP ASSET V FIELD SANGASANGA KALIMANTAN TIMUR
Categorie(s):
TBOR, 2015
Author(s):
AKHMAD RIYAN EVANI, 1202091
Advisor:
LUKMAN, ST., MT, M. SALEH, ST., MT
ISSN/ISBN:
eISSN/eISBN:
Keyword(s):
OPTIMALISASI, SUCKER ROD PUMP, ARTIFICIAL LIFT
DOI:
Abstract :
Di dalam pengunaan sucker rod pump, masalah yang timbul adalah kecilnya laju
produksi yang diperoleh dibandingkan dengan laju produksi yang direncanakan atau
disebut dengan rendahnya effisiensi volumetric pompa. Optimalisasi disini bertujuan
untuk mengetahui kapasitas pompa terpasang dengan kapasitas produksi dari sumur. Hal
tersebut dapat dilakukan antara lain dengan menaikkan SL/SPM atau menganti ukuran
pompa.Untuk mengatasi penurunan produksi di sumur Sangasanga tersebut, ada beberapa
cara untuk meningkatkan produksi yang seperti diinginkan. Dengan menggunakan
metode Artifical lift yaitu Sucker Rod Pump.
Metode Artifical lift adalah metode untuk mengangkat hidrokarbon, umumnya
minyak bumi, dari dalam sumur keatas permukaan. Ini biasanya dikarenakan tekanan
reservoirnya tidak cukup tinggi untuk mendorong minyak sampai keatas ataupun tidak
ekonomis jika secara alamiah. Metode Wiggins mengembangkan persamaan kurva IPR
tiga fase (gas, minyak, dan air) berdasarkan hasil simulator. Simulator tersebut
mempersentasikan suatu reservoir berbentuk radial, dengan tebal konstan, homogeny dan
isodropis. Dengan menggunakan simulator ini, hubungan antara tekanan alir dasar sumur
dan laju produksi, pada suatu harga tekanan reservoir tertentu dapat dihitung.
Dengan menghitung parameter-parameter yang ada kemudian didapatkanlah hasil
optimalisasi sumur yaitu: pada desain Sucker Rod Pump ini kita dapat produksi dari
sebelum 70 B/D menjadi 100 B/D, dan desain Sucker Rod Pump yang didapat dengan
klasifikasi C - 80D 119 55 dengan C = Sucker Rod Pump dengan unit conventional,
80 = Peak Torque Rating, ribuan in-lb, D = double gear reduce, 119 = Polished Rod
Rating, ratusan lb, 54 = panjang langkah maksimum, inchi.
produksi yang diperoleh dibandingkan dengan laju produksi yang direncanakan atau
disebut dengan rendahnya effisiensi volumetric pompa. Optimalisasi disini bertujuan
untuk mengetahui kapasitas pompa terpasang dengan kapasitas produksi dari sumur. Hal
tersebut dapat dilakukan antara lain dengan menaikkan SL/SPM atau menganti ukuran
pompa.Untuk mengatasi penurunan produksi di sumur Sangasanga tersebut, ada beberapa
cara untuk meningkatkan produksi yang seperti diinginkan. Dengan menggunakan
metode Artifical lift yaitu Sucker Rod Pump.
Metode Artifical lift adalah metode untuk mengangkat hidrokarbon, umumnya
minyak bumi, dari dalam sumur keatas permukaan. Ini biasanya dikarenakan tekanan
reservoirnya tidak cukup tinggi untuk mendorong minyak sampai keatas ataupun tidak
ekonomis jika secara alamiah. Metode Wiggins mengembangkan persamaan kurva IPR
tiga fase (gas, minyak, dan air) berdasarkan hasil simulator. Simulator tersebut
mempersentasikan suatu reservoir berbentuk radial, dengan tebal konstan, homogeny dan
isodropis. Dengan menggunakan simulator ini, hubungan antara tekanan alir dasar sumur
dan laju produksi, pada suatu harga tekanan reservoir tertentu dapat dihitung.
Dengan menghitung parameter-parameter yang ada kemudian didapatkanlah hasil
optimalisasi sumur yaitu: pada desain Sucker Rod Pump ini kita dapat produksi dari
sebelum 70 B/D menjadi 100 B/D, dan desain Sucker Rod Pump yang didapat dengan
klasifikasi C - 80D 119 55 dengan C = Sucker Rod Pump dengan unit conventional,
80 = Peak Torque Rating, ribuan in-lb, D = double gear reduce, 119 = Polished Rod
Rating, ratusan lb, 54 = panjang langkah maksimum, inchi.