EVALUASI HEAT EXCHANGER 3-E-02A PADA CATALYTIC REFORMING UNIT PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VII KASIM
Categorie(s):
TPM, 2019
Author(s):
ADETA MARLYAM HENDIKA, 1403053
Advisor:
SELVIA SARUNGU', ST., MT, RUDIYANTO, SST
ISSN/ISBN:
eISSN/eISBN:
Keyword(s):
HEAT EXCHANGER, PANAS, TEMPERATURE
DOI:
Abstract :
Heat Exchanger merupakan alat penukar kalor yang mempunyai peran untuk memindahkan energi panas (pemanasan awal untuk crude oil) dari suatu fluida ke fluida yang lain yang berbeda temperature nya yang dipisahkan oleh suatu sekat pemisah. Tipe shell and tube heat exchanger merupakan jenis alat penukar panas yang banyak digunakan pada suatu proses petroleum serta industri kimia. Dengan mengetahui data spesifikasi dan data fluida yang ada, maka dapat dihitung efisiensi dan upaya mengevaluasi alat penukar kalor berdasarkan data aktual di lapangan. Dari hasil Evaluasi Heat Exchanger 3-E-02A dengan data aktual maret 2017 pada PT. Pertamina (Persero) RU VII Kasim di dapat hasil panas yang tidak dapat dimanfaatkan sebesar 43.502,63 btu/jam. Rumus untuk mencari nilai dari dirt factor sebagai berikut : mencari nilai dari heat balance, mencari LMTD, mencari temperatur kalorik, mencari luas daerah aliran, mencari kecepatan aliran massa, mencari diameter equivalent, mencari reynold number, mencari koefisien perpindahan panas, mencari temperature pada dinding tube, mencari rasio viskositas fluida pada temperature dinding tube, mencari koefisien perpindahan panas terkoreksi, mencari clean overall coefficient heat transfer, mencari overall heat transfer coefficient design, mencari fouling factor. Kemudian dalam menentukan kesimpulan dari penulisan ini maka nilai dirt factor pada peralatan harus diketahui berdasarkan data yang aktual serta dicocokkan dengan desain peralatan untuk mengetahui apakah performance pada peralatan sudah melebihi dari pada desain pelatan. Dengan data aktual pada bulan maret 2017 didapat nilai Rd sebesar 0.79 maka dapat disimpulkan bahwa nilai dirt factor pada perlatan 3-E-02A melebihi standart yang ditentukan pada alat. Maka dari itu peralatan seharusnya telah dilakukan pembersihan agar heat exchanger dapat kembali beroperasi dengan maksimal.