Search Repository STTMIGAS Balikpapan

Laju penembusan pada saat pemboran tidak serta-merta hanya bergantung pada kecepatan perputaran dari sistem pemutar saja, laju aliran sirkulasi dari pompa sangat dibutuhkan untuk meningkatkan laju penembusannya. Selain itu, pemilihan ukuran nozzle pada bit juga salah satu faktor yang mempengaruhi daya yang dibutuhkan untuk memancarkan lumpur sirkulasi agar mata bit dapat berputar secara optimum.
Analisis hidrolika bit pada trayek 8.5 di Sumur FNL-DV Lapangan TUTO ini penulis menggunakan metode Bit Hydraulic Horse Power sebagai pendekatan masalah. BHHP akan dikatakan berhasil jika kehilangan tekanan pada bit 65 % dari tekanan pompa maksimum yang diizinkan dan tersedia di permukaan.
Sebagai contoh pada interval 1000 ft 5026 ft dengan laju sirkulasi 317 397 gpm hanya sebesar 15,62 32,32 %, sehingga diperlukan optimasi agar didapatkan hasil yang lebih baik. Hasil dari optimasi dengan laju sirkulasi 360,29 451,22 gpm yaitu sebesar 64,03 % ( 65 %).

The rate of penetration while drilling does not necessarily depend only on the rotational speed of the rotating sytem, flow rate of circulation from pump is necessary to increase the rate of penetration. In addition, selecting of nozzles size in bit is also one of the factors that affect power required to emit circulation sludge, so that the bit could rotate optimally.
To approach the case, the author used BHHP (Bit Hydraulic Horse Power) as the method to analyze bit hydraulic. The expected condition of BHHP to be successful was when the pressusre on the bit lost by 65% from the maximum pump pressure allowed that was accessible in the surface.
For the example, at intervals of 1000 ft 5026 ft wit circulation rate of 317 397 gpm, only 15,62 32,32 % was achieved. Thus, it was necessary to optimize the level to gain better result. The level of optimized circulation rate of 360,29 451,22 gpm could reach nearly the optimum value of 64,03 % ( 65%).