OPTIMASI PEMILIHAN BIT MENGGUNAKAN METODE MATCHING THE AREA AVERAGE DAN BREAKEVEN ANALYSIS PADA LAPANGAN "AR"
Categorie(s):
TP
Author(s):
ALIP
Advisor:
YUDIARYONO, ANDRY HALIM
ISSN/ISBN:
eISSN/eISBN:
Keyword(s):
Matching The Area Average, Breakeven Analysis, Cost Per Meter,.
DOI:
Abstract :
Dari hasil sebuah penelitian Prediction of Pre-Drill Well Cost (Vikran Kalpande,2011) menyatakan rata-rata 75% - 80% dari total biaya pemboran digunakan untuk menyewa rig, dan 10% - 15% digunakan untuk biaya peralatan pemboran dalam hal ini termasuk bit. Oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan bit yang tepat agar penembusan berjalan secara optimum dan efisien.
Untuk memilih jenis bit yang tepat maka dilakukan evaluasi bit dengan menggunakan Matching The Area Average dari dua sumur yang berbeda, akan didapatkan jenis bit yang mempunyai nilai cost per meter yang terendah. Kemudian kombinasi bit tersebut dievaluasi kembali terhadap nilai ke ekonomisan harga bit dengan menggunakan metode Breakeven Analysis, maka akan didapatkan kombinasi yang tepat untuk dilakukan pemboran selanjutnya di Lapangan AR.
Dari data perhitungan didapatkankan kombinasi yang tepat untuk pemboran di Lapangan AR adalah trayek 26 menggunakan TCB (111), trayek 17.5 menggunakan TCB (111), trayek 12.25 menggunakan PDC (DS 519 S), dan trayek 8.5 menggunakan PDC (616 DGX), dengan waktu pemboran 36.1 jam lebih cepat dan selisih biaya sebesar $11451.
Kata Kunci : Matching The Area Average, Breakeven Analysis, Cost Per Meter,.
Untuk memilih jenis bit yang tepat maka dilakukan evaluasi bit dengan menggunakan Matching The Area Average dari dua sumur yang berbeda, akan didapatkan jenis bit yang mempunyai nilai cost per meter yang terendah. Kemudian kombinasi bit tersebut dievaluasi kembali terhadap nilai ke ekonomisan harga bit dengan menggunakan metode Breakeven Analysis, maka akan didapatkan kombinasi yang tepat untuk dilakukan pemboran selanjutnya di Lapangan AR.
Dari data perhitungan didapatkankan kombinasi yang tepat untuk pemboran di Lapangan AR adalah trayek 26 menggunakan TCB (111), trayek 17.5 menggunakan TCB (111), trayek 12.25 menggunakan PDC (DS 519 S), dan trayek 8.5 menggunakan PDC (616 DGX), dengan waktu pemboran 36.1 jam lebih cepat dan selisih biaya sebesar $11451.
Kata Kunci : Matching The Area Average, Breakeven Analysis, Cost Per Meter,.