PENINGKATAN PEROLEHAN PRODUKSI MINYAK MENGGUNAKAN INJEKSI AIR DENGAN POLA INVERTED FIVE SPOT DAN INVERTED SEVEN SPOT PADA LAPANGAN "X" YANG DIKELOLA OLEH PT. PERTAMINA
Categorie(s):
TP
Author(s):
MILDA WATI
Advisor:
MIRZA, FIRDAUS
ISSN/ISBN:
eISSN/eISBN:
Keyword(s):
PENINGKATAN MINYAK, INJEKSI AIR, INVERTED FIVE SPOT, INVERTED SEVEN SPOT
DOI:
Abstract :
Pada tahap awal pengembangan suatu lapangan minyak biasanya
mampu berproduksi secara natural flow. Pada tahap ini awal produksi dimana
tekanan reservoir cukup besar sehingga mampu membawa fluida dari reservoir
ke permukaan. Sejalan dengan waktu sebagian besar perolehan minyak dengan
energi pendorong alamiah relatif kurang efisien karena pada tahap ini hanya
sebagian saja minyak yang dapat terproduksi akibat keterbatasan tenaga
pendorong alamiah. Untuk mengatasi hal tersebut diupayakan suatu usaha
penambahan tekanan reservoir sehingga minyak dapat tetap dipertahankan
ataupun ditingkatkan. Usaha ini dikenal dengan proses Secondary Recovery.
Metoda injeksi air (Waterflood) merupakan salah satu metoda perolehan
minyak tahap kedua (Secondary Recovery) yang sering digunakan pada reservoir
karena harganya yang murah dan juga memiliki efisiensi pendesakan yang lebih
besar sehingga akan menguntungkan secara ekonomis. Dalam penelitian ini
dilakukan injeksi air dengan menggunakan dua pola injeksi air yaitu inverted five
spot dan inverted seven spot. Skenario pengembangan dilakukan dengan laju
produksi dibatasi dengan 3 variable yaitu 600 blpd, 1000 blpd dan 2000 blpd.
Laju injeksi dibatasi sebesar 5000 bwpd dan 10000 bwpd kemudian disensitivitas
dengan laju injeksi yang tidak dibatasi (unconstrain).
Dari penelitian didapatkan hasil simulasi reservoir yang optimum
diterapkan pada lapangan X yaitu injeksi air dengan pola inverted seven spot
dengan laju injeksi air tidak dibatasi (unconstrain) dan laju produksi sebesar 600
blpd sehingga perolehan kumulatif produksi minyak sebesar 12,509,257 STB
dengan recovery factor sebesar 28%.
mampu berproduksi secara natural flow. Pada tahap ini awal produksi dimana
tekanan reservoir cukup besar sehingga mampu membawa fluida dari reservoir
ke permukaan. Sejalan dengan waktu sebagian besar perolehan minyak dengan
energi pendorong alamiah relatif kurang efisien karena pada tahap ini hanya
sebagian saja minyak yang dapat terproduksi akibat keterbatasan tenaga
pendorong alamiah. Untuk mengatasi hal tersebut diupayakan suatu usaha
penambahan tekanan reservoir sehingga minyak dapat tetap dipertahankan
ataupun ditingkatkan. Usaha ini dikenal dengan proses Secondary Recovery.
Metoda injeksi air (Waterflood) merupakan salah satu metoda perolehan
minyak tahap kedua (Secondary Recovery) yang sering digunakan pada reservoir
karena harganya yang murah dan juga memiliki efisiensi pendesakan yang lebih
besar sehingga akan menguntungkan secara ekonomis. Dalam penelitian ini
dilakukan injeksi air dengan menggunakan dua pola injeksi air yaitu inverted five
spot dan inverted seven spot. Skenario pengembangan dilakukan dengan laju
produksi dibatasi dengan 3 variable yaitu 600 blpd, 1000 blpd dan 2000 blpd.
Laju injeksi dibatasi sebesar 5000 bwpd dan 10000 bwpd kemudian disensitivitas
dengan laju injeksi yang tidak dibatasi (unconstrain).
Dari penelitian didapatkan hasil simulasi reservoir yang optimum
diterapkan pada lapangan X yaitu injeksi air dengan pola inverted seven spot
dengan laju injeksi air tidak dibatasi (unconstrain) dan laju produksi sebesar 600
blpd sehingga perolehan kumulatif produksi minyak sebesar 12,509,257 STB
dengan recovery factor sebesar 28%.